Marsigit Filsafat Tugas 1 Filsafat Ilmu: Identifikasi 20 Persoalan Filosofis Pembelajaran IPA di Sekolah Bagian 2

Lanjutan Identifikasi Persoalan Filosofis Pembelajaran IPA di Sekolah Bagian 2 (11-20)

Oleh: Ardhya Handayani

Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA


11.   Buku pelajaran IPA yang digunakan masih kurang sesuai.
Buku pelajaran/ textbook merupakan buku yang memngandung peruntuk dalam sebuah pelajaran khususnya di sekolah. Sedangkan menurut Tarigan dan Tarigan, 1986: 13), buku teks merupakan buku yang disusun oleh ahli dalam bidang tertentu dengan tujuan tertentu. yang diperlengkapi dengan saranasarana pengajaran yang serasi dan mudah dipahami oleh para pemakainya (Tarigan dan Tarigan, 1986: 13).
Dari pendapat tersebut buku dapat dilihat sebagai sarana penunjang dalam pembelajaran. Dalam hal ini buku peljaran digunkan karena kebermanfaatnya untuk menunjang Pendidikan, sehingga termsuk dalam utilitarianisme.
Seperti yang telah dijelaskan pada permasalhan 6. Utilitarianism adalah Utilitariansm merupakan tindakan untuk memaksimalakan penggunakaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan.
Referensi : Tarigan. H.G. and Djago Tarigan. 1986. Telaah Buku Teks Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.

12.   Kemampuan  peserta didik dalam kelompok.
Kerjasma merupakan sikap melakukan perkerjaan secara Bersama sama untuk mencapai satu tujuan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008: 704) kerjasama merupakan sesuatu yang ditangani oleh beberapa pihak. Kerjasama adalah sebuah sikap mau melakukan suatu pekerjaan secara bersama-sama tanpa melihat latar belakang orang yang diajak bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan. Bersikap kerjasama berarti mampu bekerja dengan orang lain, mampu menghargai orang lain, hal yang demikian sesuai dengan filsafat etika. 
Filsafat etika merupkan cabang ilmu yang membahas mengenai moral dan prinsip norma,  membahsa mengenai norma norma, prinsip moral, teori moral, mensistamkan, mendukung, dan memusulkan mengenai konsep baik. 
Referensi KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online]: http://kbbi.web.id/pusat

13.   Materi mitigasi bencana alam dalam pembeljaran IPA yang masih kurang.
Mitigasi bencana adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana (Pasal 1 ayat 6 PP No 21 Tahun 2008 Tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana). Dalam hal ini hal yang dapat dilihat dari dua hal mitigasi dan aspek bencana alam.
Mitigasi adalah rangkaian upaya menurangi resiko bencana sebagai tahap awal mengurangi dampak yang mungkin terjadi. dalam hal ini mitigasi memiliki daya guna/ nilai guna. Sehingga dapat diktegorikan dalam utilitarianism. Hal ini karena utilitarianism merupakan tindakan untuk memaksimalakan penggunakaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan, yang dirasa sesuai dengan salah satu tujuan mitigasi yaitu mengurangi resiko bencana.
Bencana alam adalah adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. (https://bnpb.go.id/home/definisi). Dalam hal ini terkai dengan filsafat alam.

14.   Masih kurangnya model yang dapat digunakan untuk membantu pembelaran IPA.
Model dalam sains dapat terbagi menjadi 2 fungsi representatid yaitu, model sebagai  hal ini adalah representasi dari sebuah fenomeaterpilihn atau merepresentasikan theory dengan meginterpretasikan huku san akksiom dari teori.
Sehingga dapat dikatakan model cenderung kedalam aliran macrocosm microcosm, hal ini karena model sebagai representative fenomena yang tak teramati atau yang sangat luas. Sebagai contoh pada model atom atau model tatasurya. Karena macrocosm adalah struktur komplek khusunya di dunia dan semesta, yang berbanding terbalik dengan hal kecil yang mencadi reperentatifnya.

15.    Pemahaman mengenai materi tata surya dalam pembelajaran IPA :
Materi tata surya adalah materi dalam ipa, ilmu ini didaptkan dari observasi yng koheren dengan kepercayan/ ilmu mengenai benda langit (ilmu terdahulu). Sehingga dapar dikatakn ilmu dalam materi tatasury merupakan koherentism.
Koherentism menawarkan alternative dengan mengklaim bawa statmen atau pernyataan dapat dibuktikan dengan menjadi bagian dari system yang koheren. Contoh koherentism dapat dilihat pada : https://web.stanford.edu/class/symsys130/Philosophy%20of%20science.pdf
Didalmnya diberikan contoh mengenai observasi dari transit venus yang dibuktikan koheren dengan ilmu dan obersevasi terdahulu mengenai benda langit. Namun tetap temuan observasi ini perlu di atur dalam system untuk menghilangkan kontradiksi.
Referensi : https://web.stanford.edu/class/symsys130/Philosophy%20of%20science.pdf

     16.     Pemahaman peserta didik mengenai konsep atom di SMP, sebagai pembelajran Kimia di SMA masih kurang.
Atom adalah suatu satuan dasar materi, yang tersusun dari proton, neutron dan elektron. Proton dan neutron sebagai penyusun inti atom, sedangkan elektron bergerak mengelilingi inti atom. Semua zat dan molekul terdiri dari satu atau lebih atom, karena atom-atom adalah bahan dasar dari suatu molekul yang nantinya akan membentuk senyawa atau zat. Dapat dikatakan bahwa seluruh benda didunia ini dapt di pecah (breakdown) menjadi entity yang lebih kecil/ simple dan hukum, serta interaksinya. Hal ini disebut dengan atomism.
Atomism merupakan salahsatu bentuk dari reductionism. Reductionism merupakan kepercayaan dimana segala bentuk fenomena kompleks dapat didefinisikan datu dijelaskan dalam istilah yang relative lebih simple/ sederhan.
Referensi :
http://abyss.uoregon.edu/~js/21st_century_science/lectures/lec01.html

17.   Kesulitan siswa dalam mempelajari materi keanekaragaman makhluk hidup yang cakupanya luas
keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang yang di suatu lingkungan tertentu.
Dalam hal ini diperacay bahwa makhluk hidup banyak hal yabg berbeda. Hal ini dirasa cocok dengan pluralisme.
Pluralisme melihat sesuatu fenomena dari berbagai sudut pandang atau terdapat berbagai kebenaran atau terdapat lebih dari 1 kebenaran. Hal ini berarti pluralisme mengakui adanya keragaman dan kemajemukan dalam kehidupan. Jika dilihat contoh secara nyata adalah kenekaragaman suku dan Bahasa di Indonesia. Atau dalam ilmu alam yang memperlihatkan keanekaragaman yang dibagi dalam domain domain.

18.   Kemmapuan berfikir kritis yang masih perlu ditingkatkan.
Berfikir kritis meruapakan konsep untuk merespon sebuah pemikiran atau teorema yang kita terima. Respon tersebut melibatkan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis. Ditinjau dari katanya terbagi menjadi berfikir dan kritis.
Fillasafat pikiran mengkaji pikiran manusia dan hubungannya dengan diri sendiri (tubuh) dan lingkungan. Sedangkan kritis berarti keraguan atau skeptisme karna membutuhkan bukti bukti dari fenomena.

19.   Pengetahuan mengenai system reproduksi untuk anak SMP yang masih banyak diabaikan.
Sistem reproduksi merupakan adalah hal yang essensial bagi manusia. Dalam hal ini system rebsroduksi merupakan bagian dari manusia. Sehingga untuk mempelajarinya harus mendalami mengenai filsafat manusia.
Filsafat manusia adalah cabang filsafat yang membahas secara spesifik menenai hakekat manusia. Didalam filsafat terdapat beberapa aliran, namun dua aliran besarnya adalah materialisme/naturalisme dan idealisme. Sistem reproduksi manusia cenderung pada aliran materialisme. Hal ini dikarenakan aliran mterialisme (naturalisme)  karena aliran ini  memandang bahwa nilai manusai bersifat material/fisik menempati ruang dan waktu, memiliki keluasan dan bersifat objektif sehingga dapat diukur, dihitung, diobservasi.

20.   Masih banyak perserta didik yang kesusahan dalam membuat hipotesis.
Hipotesis merupakan ide/ postulat mengenai penjelasann tentang suatu fenomena yang terjadi di alam. Terdapat dua hal dalam menyusun hipoteris yaitu dapat dibantahkan dan daapt di ujikan, (Glass D. J., Hall, N.).
Suatu hipotesis harus dapat diuji berdasarkan data empiris, yakni berdasarkan apa yang dapat diamati dan dapat diukur. Untuk itu peneliti harus mencari situasi empiris yang memberi data yang diperlukan. Setelah kita mengumpulkan data, selanjutnya kita harus menyimpulkan hipotesis , apakah harus menerima atau menolak hipotesis.
#ArdhyaMarsigit
Marsigit
Filsafat_Marsigit

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Marsigit Filsafat Tugas 1 Filsafat Ilmu : Identifikasi 20 Persoalan Filosofis Pembelajaran IPA di Sekolah Bagian 1

Marsigit Filsafat Tugas 2 Filsafat Ilmu: Judul Judul Tesis Berdasarkan Identifiksi Permasalahan