Marsigit Filsafat Tugas 1 Filsafat Ilmu : Identifikasi 20 Persoalan Filosofis Pembelajaran IPA di Sekolah Bagian 1

Identifikasi Persoalan Filosofis Pembelajaran IPA di Sekolah Bagian 1 (1-10)

Oleh : Ardhya Handayani
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Marsigit, MA

1.       Penggunaan metode ilmiah dalam pembelajaran IPA
Metode Ilmiah adalah metode yang sering digunakan dalam pembelajar khususnya dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Metode ilmiah merupakan prosedur  atau teknik investigasi terhadap suatu fenomena atau gejala, untuk mendapatkan pengetahuan, mengkoreksi atau memadukan dengan pengetahuan terdahulu.
Metode ilmiah adalah metode keilmuan yang menggabungkan dua pola penalaran, yaitu inductive reasoning (generalisasi dari hal yang khusus) dan deductive reasoning (kesimpulan dari pernyataan yang telah buktikan).
Beberapa sumber menyebutkan bahwa ‘scientific method’ memiliki 4 – 5 langkah atau prosedur, yang diawali dengan observasi  dan deskripsi suatu fenomena/ gejala, membuat hipotesis, mendesain eksperimen, menganalisis hasil dan membuat kesimpulan (Bauer 1992; Soyomukti, 2016; Wivagg & Allchin 2002). Langkah scientific method dalam Kurikulum 2013 mirip dengan pendekatan saintifik 5M. Metode ilmiah berbasis pada bukti-bukti dari objek yang dapat diobservasi, empiris, dan terukur dengan prinsip-prinsip penalaran yang spesifik.
Dari berbagai penjelasan diatas, metode ilmiah memerlukan pemikiran yang koheren, yang berari konsisten dengan pengetahua yang ada dan berfikir logis. Hal ini berarti dalam metode ilmiah terdapat aliran rasionalisme.  Selain itu, metode ilmiah juga merupakan proses yang membutuhkan pencarian data menggunakan aktivitas dan bukti. Dari hal tersebut makan dapat dikatakan bahwa metode ilmiah juga mencakup aliran empirisme

2.       Masih banyak peserta didik masih kurang tepat dalam melakukan observasi.
Observasi melibatkan persepsi dan kognisi. Observasi tidak hanya secara pasif melihat tapi juga aktif dan ikutserta melihat fenomena menggunakan indera. Namun observasi juga dipengatuhi dengan pemahaman yang dimiliki mengenai kejadian dan bagaimana bumi bekerja. Observasi dalam sains dapat berjalan dengn baik dengan adanya pemahaman teori. Misalkan dalam mengamati suhu, maka terlebih dahulu mengerti cara menggunakan dan membaca thermometer.
Dapat dikatakan observasi adalah aktivitas terhadap suatu proses atau objek dengan maksud merasakan dan kemudian memahami pengetahuan dari sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya. Dari pembahasan ada maka dapat dilihat observasi dalam pembelajran IPA termasuk dalam empirismi. Hal ini dikarenakan didaparkannya ilmu dari bukti yang diamati dalam suatu fenomena.

3.        Kurangnya penggunaan dan penggunaan laboratorium.
Laboratorium merupakan tempat untuk mengaplikasikan teori keilmuan, pengujian teoritis, pembuktian uji coba, penelitian dan sebagainya dengan menggunakan alat bantu yang menjadi kelengkapan dari fasilitas dengan kuantitas dan kualitas yang memadai. (Depdiknas, 2002).
Dari pengertian tersebut dapat dikatakan laboratorium adalah tempat memperoleh pengetahuan/ ilmu dengan melihat fenomena/ bukti terlebih dulu (a postteriori). Pengetahuan yang diperolah dengan didahuludi dengang bukti bukti masuk dalam aliran empirisme.
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam laboratorium adalah eksperimen, kegiatan kegiatan yang dilkukan juga sering mengambil bagian dari fenomena diluar ruangan untuk dapat dihadirkan didalam laboratorium. Misalkn pada materi ekosistem, biasnya akan diambil bagian kecil dari ekosistem untuk memprediksi perilaku didalam ekososistem. hal ini termasuk dalam microcosm dan microcosm.
Referensi :
Depdiknas. 2002. Pedoman Pendayagunaan Peralatan Laboratorium.Jakarta. BSNP.
https://en.wikipedia.org/wiki/Macrocosm_and_microcosm

4.       Keterampilan praktikum/ eksperimen siswa dalam pembelajaran IPA yang masih perlu diperbaiki.
Praktikum berasal dari kata praktik yang berarti pelaksanan secara nyata tentang apa yang disebut dalam teori. Sedangkan pratikum adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan melaksanakan di keadaan nyata, apa yang diperoleh dari teori dan pelajaran praktik (KBBI). Menurut Sudirman (1992:163) metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran kepada siswa untuk melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang dipelajari.  Ekperimen diartikan sebagai rangkaian kegiatan untuk memverifikasi dan menguji suatu hipotesis berdasarkan bukti-bukti empiris
Sehinga melalu praktikum peserta didik memperoleh pengalaman baik langusng atau melakuakn percobaan seniri. Menurut Sastrawijaya (1998: 17).”Tidak diragukan lagi bahwa melalui pengalaman langsung (first-hand experiences), peserta didik dapat belajar lebih mudah dibandingkan dengan belajar melalui sumber sekunder, misalnya buku”. Dari hal ini dapat didilihat bahwa praktikum membuat siswa melihar bukti (A postteriori) sehingga masuk dlam empirisme.
Selain itu pada praktikum di tekankan pada pengalaman, sehingga juga termasuk dalam fenomenologi. Fenomenologi merupakan studi filsafat mengenai pengalaman dan bagaimana pengalaman tersebut terbentuk.
Referensi : KBBI. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). [Online] Available at:
Sastrawijaya, tresna. 1998. Proses Belajar Mengajar Kimia. Jakarta : Depdikbud, Dirjendikti,      Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Sudirman. 1992. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

5.        Penggunaan Alat lab (fasilitas) dalam pembelajaran IPA yang belum maksimal.
Alat laboratorium  adalah benda benda uang digunakn dalam kegiatan di laboratorium yang dapat dipergunakan berulang–ulang. Contoh alat laboratorium adalah pembakar spiritus, thermometer, tabung reaksi, gelas ukur jangka sorong dann lain sebagainya. Terdapat pula alat yang tidak langsung digunakn (alat bantu laboratorium) seperti kotak P3K.
Dari sini dapat dilihat bahwa alat laboratorium memiliki daya guna/ nilai guna untuk emmbantu kegiatan pembelajaran (praktikum). Sehingga alat lab dalam hal ini diliht dari kebermanfaatanya, sehingga aliran didalamnya adalah utilitarianisme. Utilitarianime berasal dari kata lating utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, dsb. Utilitariansm merupakan tindakan untuk memaksimalakan penggunakaan (utility), biasanya didefinisikan sebagai memaksimalkan kebahagiaan dan mengurangi penderitaan. "Utilitarianisme" berasal dari kata Latin utilis, yang berarti berguna, bermanfaat, berfaedah, atau menguntungkan.

6.       Materi fisika : Kinematika Gerak (GLB dan GLBB) yang masih menjadi kesulitan siswa
Gerak lurus berarturan adalah GLBB adalah gerak benda pada lintasan lurus dengan percepatan atau perlambatan tetap. Dalam GLBB, kata “berubah” yang dimaksud adalah berkaitan dengan kecepatannya, hal ini jelas berbeda dengan GLB yang mensyaratkan tetapnya kecepatan.
Dalam kinematika ini terdapat rumus rumus yang dapat digunakn untuk memperkirakan kecepatan, percepatan, jarak dsb. Seperti yang terlihat pada rumus GLBB berikut :
v_t= v_0+a.t
Pada rumus ini menjelaskan bahwa kecepatan pada waktu tertentu dapat diketahuai jika terdapt informasi mengenai kecepetan awal, percepatan, dan waktu.
Dari beberbapa hal ini dapat dikatakan materi kinekatika gerak termasuk dalam deteminisme. Deteminsme adalah fakta bahwa setiap kejadian terjadi adalah suatu kemestian (tidak ada pilihan lain), determinisme secar tersirat menyatakan bahwa segala hal dapat diprediksi dengan informasi yang cukup. Hal ini sesuai dengan rumus kecepatan dimana kita dapat mengetahuainya jika indormasi yang adam memadahi. 

7.       Peran pembelajaran IPA dalam meningkatkan sikap tanggung jawab.
Sikap tanggung jawab merupakan  kesadaran diri manusia terhadap semua tingkah laku dan perbuatan yang disengaja atau pun tidak di sengaja. Tanggung jawab juga harus berasalah dari dalam hati dan kemauan diri sendiri atas kewajiban yang harus di tanggung jawabkan.
Tanggung jawab sebagai dasar untuk memahami manusia sebagai makhluk susila dan tinggi rendahnya akhlak yang dimilikinya yang dilandasi anggapannya dengan mengakui kenyataan bahwa manusia memerlukan satu sama lain untuk mewujudkan nilai-nilai kehidupan yang dirasanya baik dan menunjang eksistensi dirinya. Rasa tanggung jawabjuga sering dikaitkan dengan hubungan dengan orang lain. Dalam hal ini cocok dengn filsafat etika/ moral.
Filsafat etika adalah filsafat tentang tindakan manusia sebagai manusia. Suatu tindakan itu mempunyai nilai etis bila dilakukan oleh manusia dan dalam kerangka manusiawi. Jelas bahwa etika itu berurusan secara langsung dengan tindakan atau tingkah laku manusia.

8.       Pembelajaran IPA yang terintegrasi belum terlaksana dengan baik.
Pembelajran terintegrasi adalah pembelajaran yang memadukan/mengaitkan pokok bahasan dan mengkaitkan beberapa bidang studi (fisika, biologi, kimia). Salah satu tujuan pembelajaran IPA Terpadu adalah sebagai berikut (Depdiknas, 2006: 284-285)
Dalam hal ini tujuan pembelajaran ipa terpadu untuk meningkatkan minat dan motivasi masuk dalam aliran humanism. Aliran humanisme adalah filsafat yang mengedepankan nilai dan kedudukan manusia serta menjadikannya sebagai kriteria dalam segala hal. Hal ini mengacu pada Abraham maslow yang membahas menegani humanistic motivation. Maslow menggunakan piramida sebagai peraga untuk memvisualisasi gagasannya mengenai teori hierarki kebutuhan. Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hierarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri).

9.       Literasi lingkungan (environmental literacy) peserta didik yang kurang.
Literasi lingkungan adalah kemampuan untuk memahami dan menggunakan pengetahuan yang dimiliki untuk mempertahankan, memperbaiki dan meningkatkan kondisi lingkungan. (Hollweg et al., 2011; Saribas, 2015). Lingkungan dalam literasi lingkungan adalah lingkungan hidup.
Lingkugngan hidup merulapak kesuatuan tuang dan semu benda, daya, leasaan dan makhluk hidup termasuk manusia dan perilakuanya, yang mempengaruhi alam itu sendiri (UU No No 32 Tahun 2009). Maka dalam hal ini lingkungan adalah alam atau ekologi. Sehingga didalamnya terdapat filsafat alam.
 Literasi menurut OECD dalam (Hollweg et al., 2011) adalah kemampuan peserta didik untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kemampuan dalam suatu subjek, dan menganalisis, memberikan alasan, dan mengitrepertasikan suatu permasalahan

10.   Pembelajaran IPA meateri lingkungan yang belum meneknkan pada sikap peduli lingkungan.
Sikap peduli lingkungan merupakan keterlibatan secara sengaja dan kebiasaan baik secara individu maupun dalam kelompok yang mengarah pada pemecahan dan pencegahan masalah lingkungan. Dalam topik ini terbagi menjasi dua yaitu sikap peduli dan lingkungan.
Sikap peduli merupakan sikap sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar. Dalam hal ini sikap peduli dalam filsafat etika/moral.
Filsafat etika adalah filsafat tentang tindakan manusia sebagai manusia. Suatu tindakan itu mempunyai nilai etis bila dilakukan oleh manusia dan dalam kerangka manusiawi. Jelas bahwa etika itu berurusan secara langsung dengan tindakan atau tingkah laku manusia. Tingkah laku manusiawi ini bukan tingkah laku yang tidak ada artinya, tetapi yang mengejar nilai-nilai kebaikan.

#ArdhyaMarsigit
Marsigit
Filsafat_Marsigit

Komentar

  1. Terimakasih, temyata masih ada banyak permasalahan dalam pembelajaran ipa di smp. Namun dari apa yang telah dijelaskan terdapat beberapa hal yang menurut saya dapat dikembangakan lagi dalam filsafatnya

    BalasHapus
  2. beberapa permasalahn ini memang cukup sering ditemui,

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Marsigit Filsafat Tugas 2 Filsafat Ilmu: Judul Judul Tesis Berdasarkan Identifiksi Permasalahan